Rabu, 01 September 2010

Salah Satu Penyakit Hati Manusia - Manusiawi kah? Wajar kah?

Kesal = salah satu penyakit hati manusia


i) Dahulu terasa indah bersamanya, yang ada hanya suka, tidak ada duka
Walaupun terbersit rasa duka,tapi itu hanya setitik saja
Bagai kerikil di jalanan

Tetapi kini
Dia sudah bersama dengan orang lain
Kesal ?
Tentu
Normal menurutku
Tetapi aku mencoba untuk selalu ikhlas
Sekarang ketika cerita tentang dia dan pasangannya di hadapkan padaku, aku tidak merasa patah hati atau sedih
Mungkin aku sudah bisa menetralkan hati
Tetapi aku belum bisa merasa senang atas hubungan mereka
Datar sekali yang ku rasa atas hubungan mereka

ii) Saat ini aku seperti ingin mendapat perhatian dari lawan jenis
Sebenarnya, tidak begitu susah mendapatkan pasangan
Tetapi sesuai dengan kategori pria idaman ku? amat sulit

Sebelum aku tau akan hubungan mereka, aku tengah dekat dengan teman lawan jenis ku
Teman ku ini menjadikan aku tempat cerita (pada saat itu)
Sempat terbersit sedikit rasa kagum dan simpatik pada temanku ini
Walaupun seumur denganku, tetapi ada beberapa hal yang menjadikannya lebih dewasa
Temanku ini pun baik, perhatian dan gentle
Tapi aku tepis rasa itu
Apa kata dunia kalau kami memiliki status? oh tidak

Kami pun jarang (hampir tidak pernah) berkomunikasi
Salah satu alasan ku adalah untuk menghindar supaya rasa itu tidak bertambah besar
Alhasil berminggu-minggu tidak berkomunikasi
Aku pun tenang-tenang saja, tidak memikirkannya

Tetapi sekarang
Sepertinya aku butuh perhatian dari lawan jenis
(bukan orang yang tidak ku kenal yang SKSD)
Aku jadi teringat oleh Voldemort (orang yang pernah singgah di hati ku dan kami pun seperti 'perang dingin' hingga sekarang) dan baru menyadari kesalahanku hingga dia tega mencampakkan ku
Aku jadi teringat oleh teman dari sahabatku (dia sangat teramat frontal (dan cepat) meminta sahabatku tuk menjodohkannya dengan ku)
Aku jadi teringat dengan Akar (dia sebenarnya sudah memilliki pasangan.tetapi kelakuannya menunjukkan ingin mendapat perhatian dariku. tak pikir panjang, aku pun mengacuhkannya)
Aku jadi teringat dengan teman ku yang seumur tadi.
"Bisa kah aku mendapat perhatian lagi dari salah seorang dari mereka?"
Untuk Voldemort = tentu tidak. dia bukan tipe pria romantis yang mengumbar perhatian. dan dia pun entah di mana
Untuk teman dari sahabatku = tentu tidak. dia masih menjalin hubungan dengan pasangannya.
Untuk Akar = sepertinya tidak. penolakan dan sikap acuh ku dari awal membuat kami semakin jauh. lagipula dia sepertinya sedang sibuk
Untuk teman ku tadi = sepertinya tidak. aku baru saja menemukan 'cacat' pada perilaku dan sifatnya. sepertinya aku tidak bisa menjalin hubungan dengan orang seperti itu.
Kesal untuk kondisi ini?
Iya untuk ku

iii) Aku punya sahabat (Sebut dia dengan Twin)
Pada saat itu, kondisi kami sama
"Mencari yang baru"
Saat ini dia tengah dekat dengan seseorang
Sedangkan aku belum
Twin sudah merasa nyaman dengan orang baru
Twin pun sepertinya memiliki rasa kepada orang baru itu
Mereka pun berkomunikasi layaknya sepasang kekasih
Jujur, aku kesal
Aku iri
Aku ingin seperti Twin


iv) Aku dan beberapa teman sedang mengadakan acara sosial
Awal terbentuk acara, ada sekitar 8 orang yang 'hadir'
Memang, persiapan amat cepat hanya 2 minggu
Setelah terbentuk, aku pun berinisiatif tuk publikasi ke teman-teman lain
Di acara sebelumnya, aku sempat memegang uang (pembayaran ke aku)
Tetapi di acara ini, aku meminta tolong salah 1 dari mereka untuk menghandle keuangan
Di publikasi pun, pembayaran langsung ke salah 1 temanku bukan ke aku
Seiring dengan berjalannya waktu
Sepertinya hanya kami ber-8 yang merespon acara ini
Lalu aku berinisiatif untuk membuat publikasi kedua : bikin event invitation dan mengirim ke semua alumnus
Yang merespon pun sedikit
Uang belum terkumpul
Bendahara sudah cukup berkoar
Kemudian aku inisiatif lagi melakukan publikasi ketiga : kirim message ke setiap alumnus
Hanya satu-dua orang yang merespon
(cukup senang karena jml respon bertambah)
Tetapi uang yang terkumpul belum sesuai target
Bendahara pun tidak berkoar lagi
Dan uang pun sebagian besar ada padaku
(karena aku yang menghubungi mereka)
Aku pun meminta tolong pada ke-7 teman lain (di forum message kita ber-8) untuk bantu share ke anak lain
Tidak ada perubahan yang cukup signifikan
Kemudian aku mengirim sms ke para alumnus yang nomer kontak nya ada di handphone ku (ada sekitar 40 anak)
Alhamdulillah responnya bertambah
Pembayaran pun lagi-lagi aku handle
Sudah H-2 uang belum terkumpul separuh
Aku mengirim sms lagi ke para alumnus (baru abjad A, belum semua kontak)
Ada salah satu alumnus yang ingin membayar
Aku meminta pada 2 rekan lain (yang sepertinya senang berjalan-jalan) untuk mengambil uang pembayaran
Salah satu dari mereka ada yang tidak bisa dan bertanya balik kepada ku tentang agenda ku hari itu
Aku menjawab "merangkai kalimat di skripsi"
Dia pun balik berkata "bisa kan sempetin 20 menit untuk mengambil uangnya?"
Kesal?
Sangat
Ingin rasanya berteriak "gw udah nyempetin ngurusin semua selama berhari-hari sendirian...!!!di tgh tugas skripsi dan bantu ibu di rumah,gw nyempetin berkoar2 ke tiap anak...!!akhirnya yang bayar nambah kan.akhirnya ada yg respon tuk bayar kan..?!klo gw diem aja kemaren2...apa duit langsung terkumpuL...?! usaha ngumpuLin duit...!!mana yg Laen...??!!OMDO semua...!!gw masih toleran ama yang kerja.tpi yang lain....?!mana...??!!"

feedback ku cukup lama untuk meredam emosi
"yaaaahhh bagi2 tugas laaaahhh.masa gw semua >.<"
akhirnya rekan ku itu sepertinya mengerti
"insya allah.liat besok ya"

Kesal?
Oh tentu
Aku cukup kesal dengan bendahara
Karena dia lah yang memulai pembicaraan tentang acara selanjutnya di bulan puasa ini
Tetapi semangat nya hanya di awal
Pembicaraan di publikasi pertama dan forum message pun tidak dibaca seluruhnya
Terlihat dari ketidaktahuan nya akan sebuah informasi baru
Dan aku pun kesal dengan yang lain
Kalau pun memang sibuk, tidak sempat kah bertanya perkembangan? tapi update status pun sering dilakukan dimana-mana
Kesal?
Ya
Amat sangat



Wajar kah yang aku rasakan?
Manusiawi kah yang aku rasakan?
Atau memang begini seorang perempuan menghadapi situasi? Lebih mengedepankan perasaan daripada logika berpikir?
Oh entah lah
Aku hanya manusia biasa yang sedang belajar menapaki hidup yang cukup terjal ini