Kamis, 13 September 2012

NOstalGILAboy(girl)band

Do you remember who they are?

Boyband = Blue, N'Sync, Backstreetboys (BSB), Boyzone, Westlife, Plus One, 98 Degrees, Boys II Men. Agak lawas lagi : Take That dan New Kids On The Block (NKOTB). Jiiiaaaahhhhh bernostalgila kalau dengar lagu-lagu mereka lagi. Eh, ada yang terlewat kah? The Moffats dan Hanson sih bukan boyband, tetapi gaya mereka seperti boyband pada umumnya pluuusssss banyak juga fans-nya.

Perpaduan = S Club 7 (ada lagi? Kok saya lupita nih)

Girlband = Destiny's Child, Spice Girl, M2M, B*witched. Yang lebih baru lagi : Pussycat Dolls. (ada yang missed nggak nih?)

Hoooaaaaaaa itu udah lama buangeeetttsssss ya

*******************************************************************************************************

Sekarang kan demam KPop. Sebenarnya udah lama sih KPop masuk ke Indonesia. Sejak drama-drama melow (aih mak) Korea bermunculan. Dari 2009 ya kalau nggak salah drama Korea mulai banyak fansnya. Semenjak ada SuJu dan mereka mulai konser di Indonesia, demam makin tinggi. Orang-orang yang bukan KPopholic (ini sebutan saya sendiri) mulai aware sama KPop. Sekarang pun demamnya sudah sampai tingkat "addict" alias kalau nggak KPop tuh rasanya nggak gaul. Nggak percaya? Liat deh makin banyak boyband yang "adapted" K-Style (korean style). Diawali pertama memang sama boyband SM*SH, dan akhirnya mereka makin punya 'followers' yang jumlahnya...hmmmmm entah lah ada berapa sekarang. Sorry to say, kenapa ya malah semakin diperbesar "gaya"nya aja bukan kualitas vocal (TER-penting nih) plus koreografinya yang letoy alias nggak ada powernya. Dan sorry to say (again) nih, malah yang suka bikin geleng-geleng kepala adalah : dandanan boyband melebihi genitnya girlband *tepok jidat*

Ah case closed aja deh tentang girl-boy band yang 'ketularan' demam KPop.

Yuk agak mundur sedikit era nya. 

Sebelum KPop, booming banget tuh aliran (sungai kali ah) Melayu. Dipopulerkan sama band (note : "band" only lho, nggak ada tambahan "boy"nya) ST12. Then band melayu lainnya. Sebut saja Wali, D'Bagindas, Kangen Band, Armada, Hijau Daun, D'Massive, Vagetoz, dll (duh saya nggak update plus lupita nama-nama band melayu itu). Rasanya bisa setiap hari kita mendengar alunan musik/lagu dari (salah satu/lebih) mereka. Sorry to say (juga), kenapa lirik lagu mereka melow semua dan bertema cinta-cinta galau?? 

Yak, daripada ketularan galau (udah rada galau nih akhir-akhir ini) lagi, mendingan case closed lagi :D

Munduuuurrrrrrr...trussss....munduuuurrrrr...yak stop!

Kita sekarang ada di jaman-jamannya boyband Barat yang menggentayang di nafas industri musik Indonesia. Justru di jaman boyband Barat lagi jadi ulet keket alias naik daun, industri musik Indonesia (kalau tidak salah ingat nih) justru tidak begitu banyak warna. Paling dihiasi sama band-band pop atau pop rock seperti Dewa, PADI, Coklat, RIF, dll.

Eeeiiitttsssss tapi eike maunya bahas tentang boyband Barat. Itu jaman waktu saya masih pakai seragam rok biru. Di mobil jemputan, sering banget memutar lagu-lagu mereka. (walaupun saat itu saya justru sering putar kaset penyanyi Latin yang tenar gara-gara lagu La Copa De La Vida sama Livin' La Vida Loca hahahaa dan sekarang malah punya kelainan *tepok jidatnya Ricky Martin*). Boyband yang saya gandrungi saat itu bersama teman-teman adalah Blue (mereka juga mengidolakan Westlife dengan amat sangat, seperti kakak saya). Alasannya simple, karena saya suka warna biru dan salah satu personelnya macho-ganteng-cowo banget si Duncan James. Lagu All Rise yang lagi booming saat itu. Dan nggak lama kemudian muncul single mereka If You Come Back. Walaupun sekarang popularitas mereka menurun drastis, bahkan sempat ada kabar mereka bubar jalan. Lee Ryan dikabarkan sempat menelurkan album solo. Simon Webbe yang sudah mengeluarkan single (atau album ya? Lupita deh. Waktu itu saya sempat melihat vidio single nya si Simon). Anthony Costa yang nggak ada kabarnya. Si Duncan James ku yang menelurkan album dan single duetnya sama Keedie "I Believe My Heart" sering diputar di resepsi pernikahan. Tetapi akhirnya mereka kembaliiiiii....yeaaaayyyyyy *kayang*



Eh tapi sampai saat ini sih belum ada album mereka yang TER-baru. Mereka kalau lagi performance cuma nyanyi lagu-lagu lama. Single mereka terbaru sih waktu itu "Signed, Sealed, Delivered (I'm Yours)" yang featuring sama penyanyi legendaris Stevie Wonders. Lagu itu juga lagu favorit saya karena rhythm dan musiknya agak hip-hop (ada groove nya gitu).

Nih list single Blue yang udah tenar (jadi bahan referensi download) :
All rise, If you come back, Best in me, Fly by, Breath Easy, One love, You make me wanna, Too close, Guilty, Signed sealed delivered (i'm yours), Sorry seems to be the hardest word (feat Elton John) sama Bubblin (ada bagian instrumental yang dipakai iklan Aqua yang ada rasa buahnya).

Back to topic tentang boy(girl)band yang popular era 90an sampai 2000an awal. Mari kita bernostalgila lagi sama mereka ;)

Nsync :
Bye bye bye, This I promise you, It's gonna be me, Gone, You drive me crazy.

Backstreest Boys :
The call, As long as you love me, Drowning, Everybody, All I have to give, I'll never break your heart, Larger than life, Shape of my heart, Show me the meaning of being lonely, dsb.

Boyzone :
If you were mine, When the going gets tough, Everyday I love you, Baby can I hold you, No matter what, You needed me, dll.

Westlife :
Flying without wings, Fool again, I don't wanna fight no more, I lay my love on you, Soledad, My love, Swear it again, Up town girl, What makes a man, Angle's wings, Against all odds (feat Mariah Carey), dll.

98 Degrees:
I do (cherish you), True your heart (feat Stevie Wonder), dll

Kalau yang Plus One nggak saya list, karena mereka cuma populer satu lagu, itupun saya lupa. Kalau Take That dan NKOTB, I have no idea judul-judul lagu mereka. 

Destiny's Child :
Survivor, Independent women, Bootylicious, Jumpin' jumpin', Emotions, Say my name, Lose my breath, Brown eyes, Stand up for love, Check on it, Bug a boo, dll.

Spice Girl :
Two become one, Mama, Viva forever, Spice up your live, Goodbye, Holler, Let love lead the way, dll.

B*witched :
Jessee hold on, To you I belong, dll.

M2M :
Don't say you love me, Pretty boy, Mirror Mirror, The day you went away, Girl in your dreams, dll.


Do you had enough? Enough to remember sih maksudnya. Coba download dan enjoy the musics. Happy listening ;D


*lupa sama foto2 mereka? coba request sama mbah Google ;p

Minggu, 09 September 2012

Penggalauan karena Voldemort

Ada beberapa orang yang mengisi blog-nya dengan curhatan, ada sebagian lagi tentang "news" (alias kabar atau info abour something, entah yang sedang happening atau 'jadul' yang dishare lagi). 

Just as you see, what my blog is. RANDOM alias nggak ada benang merahnya. Ada yang curhat, ada tentang info, ada tentang pendapat.

Postingan kali ini pengen jadi edisi curhat. Biasanya kalau galau, saya suka 'berkicau' di twitter. Tapi di twitter, peluang untuk dibaca oleh temen-temen lebih besar daripada di sini. Eits, apalagi di "buku muka" makin tambah, karena 'link' nya ada pihak saudara (tante, om, sepupu, kakak, dll). Makin kacau kalau beberapa dari mereka membaca. >>> ketauan kalau lebih suka curhat di 'luar' daripada sama keluarga sendiri ;p

Beberapa hari ini "tema" nya adalah nikah, lamaran, jodoh, dsb. Di umur yang sudah seperempat abad ini, sangat wajar (dan khas Indonesia sekali) dan sudah sering ditanya, "Kapan nikah?"
Dalam hati, "Sabar cuy...kalau kata Allah mah belom saatnya. Emang disangka mudah mendapatkan calon mempelai laki-laki."
Kutip iklan salah satu provider : "Katanya jodoh di tangan kita. Tapi KALAU BISA bla bla bla" (terkesan BEBAS tapi tetep prinsipnya 'SYARAT DAN KETENTUAN BERLAKU' pastinya).

Eh tapi kalau ngebahas itu sih ya bakal panjang kali lebar (dikali tinggi pula). Sementara stop dulu pembahasannya.

Sekarang bahasnya tentang seseorang yang sempat mampir di kehidupan saya. Saya dan beberapa sahabat menyebutnya (bukan "memanggilnya" lho) Voldemort yang artinya "dia yang tidak boleh disebut namanya" :D

Yup, he's become my past (seharusnya). Tapi kenyataannya tidak semudah itu. Banyak orang yang bilang, "Yang berlalu biarlah berlalu." Talk is (always) easier than act. Why he still hang on my mind (and my heart)? Sempat berpikir, "It's hard because I love him at the 1st sight." Itu dugaan paling kuat. Tetapi ada sahabat yang bilang, "Karena kamu masih ingin menyimpannya, tidak mengiklaskannya." Helooo...I (still) try my best kok dari dulu. Tetapi kadang suka ada hal-hal yang muncul unpredictable yang bisa mengingatkan saya padanya. Let's see. Dulu dia menyebut saya dengan nama salah satu tokoh kartun (katanya mirip) XY (sebutlah begitu). Ketika tanpa sengaja melihat kartun atau tokoh XY, splash, langsung teringat.

Kejadian paling baru adalah bertemu dengan salah satu sahabatnya di salah satu acara. Kebetulan saya dan sahabat saya itu adalah lulusan "tempat" yang sama. Sebutlah sahabatnya itu si Kumbang. Setelah sekian lama, itu adalah kali kedua bertemu dengan si Kumbang setelah kami lulus. Pertemuan pertama, si Kumbang tidak menunjukkan sikap ramah. Saya justru merasa si Kumbang jadi ikut-ikutan BT sama saya. Pikir saya, "Kenapa lo? Kan yang punya masalah itu gw sama temen lo, kenapa lo juga ikut-ikutan begitu juga?" Semenjak pertemua pertama dengan si Kumbang itu, saya sudah mempatri : "oke, si Kumbang pun kesel sama gw. Fine. Gw ikutin alurnya." Dan saya pun tidak lagi follow si Kumbang. "Toh mention gw nggak direspon dan dia nggak folback gw." Tetapi justru di pertemuan kedua, sikap si Kumbang berbeda 180 derajat, jadi ramah, malah dia yang pertama menghampiri dan mengajak komunikasi. Dan pertanyaan pun semakin banyak. Kalau sebelumnya cuma tanya, "Apa kabar Piel?" saja tanpa merembet ke pertanyaan lain. Sedangkan yang ini ditanya juga tempat kerja, datang dengan siapa. Sedikt lebih kepo daripada sebelumnya. "Kenapa nih anak?" pikir saya cukup heran.

Sejak itu, saya jadi teringat lagi dengan dirinya yang sudah berlalu. Plus timbul kembali doa (dan harapan) dia sudah tidak beku hatinya, dia sudah seperti yang dulu saya kenal, dia bersikap baik kembali. Tak menyangkal, terkadang, masih suka berharap hubungan kami normal seperti dulu dan saling memperbaiki sikap masing-masing. "Bisa nggak ya jadi pendamping gw?" pertanyaan yang suka muncul. Walau terkadang (pula) suka berpikir lagi, "Nggak bakal bisa karena sifat dan karakter kami yang sama. Sama-sama ego tinggi, gengsi, keras kepala, nggak mau kalah, keukeuh sama pendapat sendiri. Kalau disatuin, nggak kebayang." Labil sekali saya ;p
Hati dan logika tidak sejalan X_X

Kejadian hari ini menambah kegalauan saya. Salah satu sahabat saya lamaran. Si empunya acara hanya "terbuka/jujur" sama saya dan satu sahabat kami juga. Berarti si empunya acara hanya mengundang kami berdua karena dia tidak mengabari/bercerita tentang hari bahagianya ini ke teman-teman lainnya. Otomatis dari sebelum jamnya, kami berdua sudah standby. Ketika pihak keluarga besan datang, semestinya si empunya acara keluar sehingga dia sudah di 'luar' saat acara dimulai. Tetapi ini malah duduk dan seperti tidak mau keluar kamar. Grogi dan deg-degan pastinya. Saya pun berusaha memahaminya (karena belum pernah di posisinya) dengan membayangkan saya ada di posisinya. Entah kenapa, justru si Voldemort yang 'mampir' menjadi calon besannya. Kayak saya sedang proses lamaran dengannya.

Selama di rumah sahabat saya itu, saya sebenarnya agak naksir abangnya. Cukup mendekati kriteria calon pendamping (bagi wanita muslim umumnya). Ganteng, pekerjaan jelas, agama oke. "Ini aja ah daripada Voldemort. He's better kayaknya daripada Voldemort," pikir saya di awal-awal. Tetapi setelah cukup banyak mengetahui tentang si abangnya, langsung berubah pikiran. "Nggak deh. Ikhwan banget. Voldemort aja."
>>> Lagi-lagi Voldemort.

Setelah selesai acara, kami bertiga mengobrol banyak. Tiba-tiba si empunya acara bertanya, "Epiel gimana sama si anak jurusan X?" 
"Yang mana? Yang angkatan berapa dulu nih?" karena saya menduga dia salah ingat atau salah persepsi.
"Eh ada dua ya? Oh iya lupa. Yang seangkatan, yang tinggi."
"Oh. Eh itu mah udah lama dibuang ke laut."
"Oh. Masih keep contact?"
"Nggak pernah. Gw pun nggak mau jatuh ke lubang yang sama. The end deh."
"Kalau yang bukan seangkatan?"
"Yaaaaa...entah lah ya. Pengennya sih...ya...begitu."
Bla bla bla. Endingnya jadi membahas lagi tentang Voldemort.
Dan ditutup dengan statement : mau deket sama siapa pun, ujung-ujungnya Voldemort lagi.

Malamnya saya ada acara nikahan teman lama. Kebetulan pulangnya berempat. Dua dari tiga orang itu sudah menjadi suami-istri. Saya dan satu teman lagi nebeng sama pasangan itu. Pembicaraan kami ngalor-ngidul. Terakhir tentang rumah dan tempat tinggal kami nantinya. Sebelum sampai rumah saya, saya pun berkomentar, "Kalau gw mah tergantung laki gw maunya kemana, ngikutin aja." Karena komentar seperti itu, saya pun dapat pertanyaan, "Epiel sekarang sama siapa?"
"Nggak sama siapa-siapa. Tau deh..." dan pikiran saya pun kembali melayang ke Voldemort. Pengharapan saya pun kembali :
"Inginnya sih menikah dengan Voldemort. Kayanya udah mentok di dia. Bisa nggak ya? Semoga ya Allah"


Tema malam ini : Penggalauan Dot Kom
Melihat kenyataannya sekarang, pengharapan saya jauh dari "terkabul". Dengan kondisi kami berdua, hanya dengan keajaiban dari Allah SWT pengharapan bisa terwujud.  


:)

Kamis, 06 September 2012

Step Up Revolution




"Kereeeennnn" itulah komentar saya setelah menontonnya. 

Tidak percuma membeli tiket studio Cineplex (yang terkadang justru menyesal karena filmnya yang yaahhh you know lah ya). Film ini banyak menggunakan unsur seni seperti seni tari, musik dan rupa. Seni rupa? Yup. Karena salah satu anggota The Mobs ada yang bertugas membuat gambar atau bentuk lainnya yang terbaca "The Mobs".


Keren dari segi apa?
1. Lagu
Definitely, if there is a dance, there is(are) music(s). Sound effect plus remix-nya absolutely cool! Soul, hip-hop, groove, ballad, slow, Latin, semua ada (kecuali dangdut atau kroncong ya ;p ). All can make u moves (not only like Jagger pastinya). Selain itu sound effect ketika dancer(s) melakukan suatu gerakan, sengaja diperjelas. Ibarat 'bold' dan 'italic' pada tulisan aja. Bahkan saat benda-benda bergerak seperti adegan beberapa mobil terangkat bagian depan atau belakang (setting place : Miami street) di adegan The Mob melakukan aksi pertama mereka. Ah dengar sendiri deh, itu jauh lebih asik daripada baca tulisan atau penjelasannya. Music only be enjoyed with your ears (hear the rhythm), NOT with your eyes (read the words).
:)




2. Koreografi
Pastinya! Karena dance-nya beramai-ramai alias group bukan duet. Kalau adegan dance duet antara si Sean dan Emily sih hmmmmmm...lebih ke "romantisnyaaaa" bukan "kereeennnyyyaaa". Kesamaan gerakan, powernya, pergantian dari satu gerakan ke gerakan selanjutnya, formasinya, kostumnya, semua kereeeennnn. Just, see their MOVES not my WORDS aja deh.






 3. 'The Out Box' Things
 Biasanya kostum Emily yang menggunakan topeng dan gaun oldies Europe seperti itu (plus dimodifikasi menjadi mini dress), dansa dilakukan berdua dengan pria bertopeng+berjas seperti umumnya pesta topeng. Sedangkan pada film ini, kostum seperti ini dibuat melakukan tarian fusion antara modern dance dan ballet, plus dilakukan di atas meja. Adegannya pun ada di sebuah resto dimana umumnya meja digunakan hanya untuk menaruh hidangan. Restonya seperti diubah menjadi sebuah bar dimana si dancer menari di atas meja dan dikelilingi oleh orang yang duduk di sekitarnya.



Umumnya tarian ballet dilakukan di panggung dengan latar belakang gelap, dancer(s) diterangi lampu sorot serta menggunakan kostum ballet biasa. Tetapi film ini bisa menyajikan adegan tarian ballet yang berbeda. Dari gambar pun sudah terlihat bagaimana perbedaannya. Plus koreografinya ditambahkan gerakan modern dance.




Begitu pula dengan adegan di bawah ini. Umumnya menari dilakukan di tempat yang landai. Tetapi kali ini dilakukan di tempat yang miring dan cukup tinggi. Saya pernah melihat pagelaran teater tari musikal di Indonesia (Jakarta kalau tidak salah) yang menggunakan panggung agak miring. Tetapi bedanya, di film ini tingkat kemiringan lebih besar dan property yang digunakan lebih outstanding. Lihat saja bagaimana dancers diikat oleh tali bungee dan melakukan formasi "maju" dan "ditarik kembali".



Adegan satu ini sebenarnya tidak terlalu 'out of the box' sih. Tetapi saya tertarik dengan penggunaan property yang lumayan tidak biasa, yaitu tameng dinas kepolisian (yg sudah dimodifikasi tulisan nama group mereka The Mob) dan dipimpin oleh leader dengan kostum beda. Gerakan antara group dengan leader juga berbeda sebenarnya. Group hanya melakukan gerakan-gerakan gaya militer, sedangkan leader melakukan free style (gaya khas MJ, modern dance dan hip-hop).



Satu hal yang masih ada dari seri "Step Up", lalu "Step Up 2 The Street" sampai sekarang "Step Up Revolution" adalah pemain khas Step Up, yaitu Moose (Adam G Sevani). Bedanya, di dua seri Step Up sebelumnya, Moose cukup mendominasi karena dia adalah tokoh yang memperkenalkan (atau lebih tepatnya menyatukan) para pemain inti untuk show off their moves (dance). Kenapa "menyatukan" ?? Karena semua seri Step Up menyatukan seorang cewe (with her own dance) dan seorang cowo (with his own style), serta menyatukan gaya tari mereka (si cewe, si cowo dan komunitas mereka). Bedanya pada seri Step Up Revolution ini, Moose hanya tampil belakangan.


Adegan di setiap seri Step Up adalah ketika seseorang (sebut saja si A) bercakap dengan Moose :

Moose = Hi, I am Moose.
A        = Moose? Why "Moose" ?
Moose = *thinking* Hmmmmm...no. Why not Moose? *then smiling*
A        = *muka kebingungan*
Moose = *pergi*

:D












CREATIVE

What do u think first when u heard this word ?
;)

"Creative" itu tidak jauh dari yang namanya design, membuat sesuatu yang unik, membuat something extraordinary, dan sebagainya. Intinya adalah membuat sesuatu yang baru.  Setuja? Yup. Tapi mau saya tambahkan sedikit. Menurut saya, "creative" itu tidak sekedar "making something new" tapi juga "making some alternative solutions for problem(s)". Kreatif itu bisa juga memecahkan masalah bukan? ;)

Setiap pekerjaan pasti membutuhkan daya pikir kreatif, bahkan pekerjaan-pekerjaan administratif juga membutuhkannya.  U don't believe me? Let's see. Anggaplah ada karyawan di perusahaan YX dengan nama si A sebagai admin. Si A sudah mendapat arahan, bahkan hanya sekedar isi data dengan format yang sudah ada. Lalu perlukah si A membutuhkan daya pikir kreatif? If he/she want to moves, then it a must. Dia perlu berfikir, bagaimana caranya supaya dia bisa mendapatkan posisi lebih tinggi (yang otomatis salary naik) daripada posisinya saat ini. Si A bisa saja berdiskusi dengan SPV-nya, "Pak/Bu, bolehkah saya membuat format baru supaya saya lebih mudah mengerjakannnya?" Kalau jawabannya "tidak" maka si A bisa do something more. Misalnya, dari sekian banyak data yang sudah dikerjakan, dia bisa membuat laporan sederhana tentangnya (walaupun tidak disuruh). Anggap saja dia mengerjakan data penjualan dan pembelian. Di saat senggang, dia bisa menghitung product yang paling banyak dijual minggu kedua, bagaimana penjualan product 1B dari minggu pertama sampai minggu keempat, product mana yang paling tidak laris selama 3 bulan terakhir, dsb. Jika sudah dikerjakan, print dan tempel di dekat meja kerja (jangan lupa diwarnai). Kalau SPV melihatnya, bisa saja si A lebih dipercaya untuk melakukan analisa data dan grade nya lebih tinggi. How knows? Tidak ada salahnya dicoba. ;)

Seorang ibu rumah tangga pun perlu berfikir kreatif. Tidak percaya? Coba lihat masakan di rumah. Ada berapa macam? Si ibu perlu kreatif dalam memasak. Bahkan mengatur lemari juga butuh kreatifitas. Menempatkan jenis pakaian di lemari tidak sembarangan lho. Misalnya baju rumah, daster diletakkan di tengah supaya mudah karena pasti diambil setiap hari. Tas-tas pun jangan ditumpuk, tetapi disusun seperti buku-buku di perpustakaan supaya tidak ada yang tertindih dan mudah diambil. Tumpukan paling bawah rentan rusak dan pasti jarang digunakan karena susah diambil dengan cepat. Kenapa rentan rusak? Karena tingkat kelembapan lebih tinggi, elastisitas lebih rendah, dan bentuk lebih tidak karuan dibandingkan tas paling atas.

Lihat kan perlunya kreatifitas? ;)

Is it easy to be creative? Bagi sebagian orang sih tidak, tapi bagi sebagian orang lainnya mengganggap sulit. Sulit karena persepsi mereka "kreatif" itu sekedar design dan sejenisnya. Setiap orang itu kreatif kok pada dasarnya. Karena kita sebagai manusia dilahirkan memiliki otak, rasa, cipta, karsa. Nah!

Tetapi sekarang "kreatif" itu bukan lagi kebutuhan utama. Justru pemikiran yang "out of the box" itu yang diperlukan sekarang. Kreatif yang (agak) old school atau monoton atau "stay in line" sudah banyak orang yang memilikinya. Tetapi pemikiran "out of the box" inilah pe-er kita semua (including me hehehe). Tapi sekarang saya tidak mau membahas tentang "Out of The Box" karena saya pun masih on process.

Ngomong-ngomong soal "kreatif" yang berhubungan dengan design, terkadang saya suka bikin design iseng yang menurut saya sih belum ada unsur "kreatif" nya. Empat design ini hanya dibuat menggunakan aplikasi Paint yang sudah pasti semua pengguna komputer/laptop punya. Karena laptop saya sudah pernah diinstal ulang, jadi program design seperti Adobe Photoshop sama Corel Draw sudah hilang :(










Dahulu sewaktu masih suka mengurus beberapa acara (after graduated), suka bikin design publikasi (fungsinya sih sebagai sarana tag foto di FB juga).





Nyambung teu antara pembahasan di atas sama gambar-gambarnya? Sepertinya tidak deh hehehe. Saya sih tidak ingin membahas tentang arti kreatif yang "membuat beberapa alternatif solusi untuk masalah" itu. Karena pasti setiap orang bisa ;)




Selasa, 04 September 2012

The Expendables 2

 

Do you familiar with this title? Hahaha yup, that is a movie’s title. Jadi pengen bahas film satu ini. Film laga yang cukup mencengangkan (for me absolutely). Kenapa? Karena isinya penuh sama actor papan atas (papan bawah ada pastinya sih di setiap film). Setiap nonton film biasanya saya kalau liat actors/actress yang cukup sering lintas layar (halah bahasanya), suka yang “ih dia yang main film A” atau “kayanya gw pernah liat, main di film apa ya?”

Jadi ketika menyimak film layar sangat lebar ini, jadinya yang “ya ampun, si ini. Eh ada si ini juga.” Maklum, suka lupaeun nama-nama aktor/aktris mancanegara (kecuali yang sudah sangat familiar sekali, yang – hampir – semua orang pasti tahu). Walaupun sudah disebut nama-nama actor di synopsis, tetap saja.

Sampai sempat berfikir, “Ini pasti biaya produksinya nggak murah. Untuk bayar actors nya aja…ckckck.” Kalau ditambah efek teknologi seperti di film Avatars, The Transformers, Harpot, The Lord of The Rings, dsb bisa melejit biaya produksinya. Dipastikan team promosinya kerja 8 days per week (maksudnya extra tenaga) supaya terkejar profitnya.

Dan satu lagi yang menyita perhatian saya adalah efek bleeding di film ini. “Beeeuuuggghhhh…untuk yang nggak suka sama darah, jangan liat deh.” Terlalu lebay kalau menurut saya mah.
Logikanya begini bukan ?
Ketika selongsong peluru ditembakkan dengan kecepatan seperti itu dan mengenai benda padat (daging berlapis kulit) berisi cairan (darah), isi dari cairan itu pasti ‘muncrat’ karena ada tekanan udara yang memaksanya keluar. Dengan jumlah cairan yang tidak berlebihan, jarak dari titik tembak ke titik terjauh cairan pastinya tidak terlampau jauh juga. Kecuali yang ditembak adalah balon atau plastik berisi cairan penuh atau kulit tanpa daging yang berisi darah, pasti sangat ‘muncrat’. Sedangkan ini adalah kulit berisi daging yang ada isi (juga) berupa cairan darah. Dimana si peluru akan berbenturan dahulu dengan daging baru kemudian cairan (darah) yang membuat kecepatan peluru semakin menurun.

Yah, apapun alasan movie maker-nya, itulah pendapat saya.

Oyah, tentang jalan cerita sih menurut sayo biaso sajo yo. Cerita paling ‘menyentuh’ adalah saat Billy tewas. Karena di antara anggota team lainnya, hanya Billy yang sangat normal. Digambarkan Billy adalah lelaki baik-baik yang baru mencoba pekerjaan itu untuk menyambung hidup (tepatnya untuk membuat kehidupan baru dengan kekasihnya). Alasan dia bergabung pun karena bayarannya yang tinggi. Billy berkata bahwa ia menginginkan uang itu untuk memberikan sesuatu yang pantas untuk gadis tercintanya dan untuk mereka berdua nantinya. Billy pun sangat menghormati si ketua team (Sylvester Stallone) dan gayanya pun sopan. Lost the good man itu yang paling menyentuh emosi. Satu lagi, saat team menyerahkan upah (alm) Billy ke pacarnya. Uang itu dimasukkan ke dalam kotak bersama surat (alm) Billy untuk kekasihnya dan selembar foto (alm) Billy. Dari adegan itu terlihat adanya bentuk perhatian team ke anggotanya.
 
 
Si "Billy"