Kita
semua pasti pernah ingin mendapatkan sesuatu atau impian atau cita-cita. Untuk
mendapatkan impian itu semua orang juga akan mengatakan “harus bekerja keras”
kepada kita. Tetapi selain itu, kita juga harus memiliki perencanaan dalam
jangka panjang jika ingin mendapatkan impian terbesar kita. Untuk impian-impian
sederhana dapat dilakukan perencanaan jangka pendek.
Sebut
saja Mr. Upin yang menginginkan rumah bertingkat dengan halaman sangat luas
untuk tempat bermain anak-anak nanti. Kebetulan Mr. Upin ini berusia 20 tahunan
dan belum berkeluarga (baru menjalani proses pacaran dengan calon istrinya).
Dia pun ingin memiliki satu unit mobil cukup besar dan motor matic untuk
istrinya yang kebetulan berprofesi sebagai guru TK.
Mr.
Upin sekarang bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan gaji tidak begitu
besar, yaitu kisaran 1-2 juta per bulannya. Karena ia juga membantu orangtuanya
dalam financial keluarga (adik bungsunya masih harus bersekolah di salah PTN di
Bandung). Ia pun harus menyisihkan sebagian gajinya untuk biaya hidup adiknya
tercinta. Beruntung kedua kakaknya juga bekerja dan bisa membantu perekonomian
keluarga.
Beruntung
pula Mr. Upin memiliki calon istri yang cukup berhemat dan bisa mengatur
keuangan mereka berdua. Mereka pun lebih memilih menyisihkan uang untuk
keperluan keluarga mereka nantinya, daripada pacaran ke tempat-tempat yang bisa
menghabiskan cukup banyak uang. “Makan dengan lauk tempe di rumah pun lebih
menyenangkan daripada dengan makan ayam bakar di restaurant,” ungkap calon
istrinya.
Kebetulan
Mr. Upin telah memiliki tabungan cukup sejak ia kuliah. Caranya dengan
menyisihkan uang sakunya per bulan dan menyimpannya di celengan sederhana di
lemari baju di kosannya (celengan itu pun tidak bisa dibuka tanpa kunci,
sedangkan ia sengaja memberikan kunci kepada ibunda tercinta di rumah supaya
isi celengan tidak terpakai).
Sudah
delapan celengan dengan system keamanan dan volume yang sama yang telah ia
miliki. Calon istrinya juga melakukan hal yang sama untuk persiapan biaya
pernikahan mereka.
Sebetulnya
cara menabung Mr. Upin tidak salah, karena dengan memberikan satu-satunya kunci
kepada orangtua seperti itu tidak akan mungkin isi celengan dapat terkuras
habis. Ibundanya yang memegang kunci pun tidak mengetahui keberadaan
celengannya. Mr. Upin pun tidak mengetahui keberadaan kunci yang dipegang
ibundanya.
Akan
tetapi cara menabung seperti itu tidak bisa berkembang. Uang yang telah
terkumpul tidak akan bertambah, kecuali Mr. Upin mengisinya lagi. Ia pun
mencari cara supaya uang yang telah terkumpul bisa berkembang dan bisa
digunakan untuk pernikahannya (sekaligus bisa sedikit membantunya mendapatkan
rumah impiannya).
Dari
kasus Mr. Upin tersebut bisa dilakukan investasi. Investasi adalah “suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
atau lebih jenis asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi”.
Bentuk
investasi pun ada dua :
1.
Investasi
pada Aktiva Riil, yaitu investasi
yang dapat dilihat secara fisik, seperti emas, intan, perak, rumah, tanah,
ruko, logam mulia, dan lainnya.
2.
Investasi
pada Aktiva Financial, yaitu
investasi dalam bentuk yang biasanya diwakilkan dalam surat-surat berharga
seperti surat berharga, deposito, dan lainnya. Terdapat dua cara dalam berinvestasi pada bentuk aktiva financial ini. Yaitu
:
a. Investasi
secara langsung
Artinya : dengan memiliki surat
berharga tersebut maka pemiliknya dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang
juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilikinya. Contoh : saham.
b. Investasi
secara tidak langsung
Artinya : pengelolaan surat berharga
tersebut diwakilkan oleh suatu badan atau lembaga yang mengolah investasi para
pemiliknya untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan. Contoh
: reksadana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar