Senin, 11 Juni 2012

CARA MENABUNG YANG AMAN

Kita semua pasti pernah ingin mendapatkan sesuatu atau impian atau cita-cita. Untuk mendapatkan impian itu semua orang juga akan mengatakan “harus bekerja keras” kepada kita. Tetapi selain itu, kita juga harus memiliki perencanaan dalam jangka panjang jika ingin mendapatkan impian terbesar kita. Untuk impian-impian sederhana dapat dilakukan perencanaan jangka pendek.

Sebut saja Mr. Upin yang menginginkan rumah bertingkat dengan halaman sangat luas untuk tempat bermain anak-anak nanti. Kebetulan Mr. Upin ini berusia 20 tahunan dan belum berkeluarga (baru menjalani proses pacaran dengan calon istrinya). Dia pun ingin memiliki satu unit mobil cukup besar dan motor matic untuk istrinya yang kebetulan berprofesi sebagai guru TK.

Mr. Upin sekarang bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan gaji tidak begitu besar, yaitu kisaran 1-2 juta per bulannya. Karena ia juga membantu orangtuanya dalam financial keluarga (adik bungsunya masih harus bersekolah di salah PTN di Bandung). Ia pun harus menyisihkan sebagian gajinya untuk biaya hidup adiknya tercinta. Beruntung kedua kakaknya juga bekerja dan bisa membantu perekonomian keluarga.

Beruntung pula Mr. Upin memiliki calon istri yang cukup berhemat dan bisa mengatur keuangan mereka berdua. Mereka pun lebih memilih menyisihkan uang untuk keperluan keluarga mereka nantinya, daripada pacaran ke tempat-tempat yang bisa menghabiskan cukup banyak uang. “Makan dengan lauk tempe di rumah pun lebih menyenangkan daripada dengan makan ayam bakar di restaurant,” ungkap calon istrinya.

Kebetulan Mr. Upin telah memiliki tabungan cukup sejak ia kuliah. Caranya dengan menyisihkan uang sakunya per bulan dan menyimpannya di celengan sederhana di lemari baju di kosannya (celengan itu pun tidak bisa dibuka tanpa kunci, sedangkan ia sengaja memberikan kunci kepada ibunda tercinta di rumah supaya isi celengan tidak terpakai).

Sudah delapan celengan dengan system keamanan dan volume yang sama yang telah ia miliki. Calon istrinya juga melakukan hal yang sama untuk persiapan biaya pernikahan mereka.

Sebetulnya cara menabung Mr. Upin tidak salah, karena dengan memberikan satu-satunya kunci kepada orangtua seperti itu tidak akan mungkin isi celengan dapat terkuras habis. Ibundanya yang memegang kunci pun tidak mengetahui keberadaan celengannya. Mr. Upin pun tidak mengetahui keberadaan kunci yang dipegang ibundanya.

Akan tetapi cara menabung seperti itu tidak bisa berkembang. Uang yang telah terkumpul tidak akan bertambah, kecuali Mr. Upin mengisinya lagi. Ia pun mencari cara supaya uang yang telah terkumpul bisa berkembang dan bisa digunakan untuk pernikahannya (sekaligus bisa sedikit membantunya mendapatkan rumah impiannya).

Dari kasus Mr. Upin tersebut bisa dilakukan investasi. Investasi adalah “suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih jenis asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi”.

Bentuk investasi pun ada dua :
1.    Investasi pada Aktiva Riil, yaitu investasi yang dapat dilihat secara fisik, seperti emas, intan, perak, rumah, tanah, ruko, logam mulia, dan lainnya.
2.    Investasi pada Aktiva Financial, yaitu investasi dalam bentuk yang biasanya diwakilkan dalam surat-surat berharga seperti surat berharga, deposito, dan lainnya. Terdapat dua cara dalam berinvestasi pada bentuk aktiva financial ini. Yaitu :
a.    Investasi secara langsung
Artinya : dengan memiliki surat berharga tersebut maka pemiliknya dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilikinya. Contoh : saham.
b.    Investasi secara tidak langsung
Artinya : pengelolaan surat berharga tersebut diwakilkan oleh suatu badan atau lembaga yang mengolah investasi para pemiliknya untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan. Contoh : reksadana.

Tidak ada komentar: