Sebelum
memilih instrumen investasi yang tepat, sebaiknya perhatikan Dua Pertanyaan Dasar berikut:
1.
Apa
tujuan investasi yang ingin dicapai ?
2.
Bagaimana
toleransi kita terhadap resiko berinvestasi ?
Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), deposito bank, serta intrumen pasar uang lainnya adalah
instrumen investasi yang relatif rendah resikonya, sehingga umumnya lebih tepat
untuk kebutuhan jangka pendek dan cocok bagi orang yang tidak menyukai resiko
dalam berinvestasi. Sementara saham adalah instrumen investasi dengan tingkat
fluktuasi yang tinggi untuk jangka waktu yang pendek. Oleh karena itu, saham
lebih sesuai bagi orang yang siap menerima fluktuasi kinerja investasi yang
beresiko lebih tinggi serta memiliki tujuan investasi jangka panjang. Investasi
pada obligasi lebih sesuai dengan bagi orang yang memiliki tingkat toleransi
menengah terhadap resiko atau orang yang ingin berinvestasi dengan jangka
menengah.
Namun
mengapa memilih instrumen investasi yang beresiko tinggi jika terdapat
instrumen investasi yang beresiko rendah? Prinsip investasi yang berlaku umum
adalah semakin tinggi resiko maka biasanya potensi memperoleh keuntungan pun
juga lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya. Inilah hukum investasi yang tidak
bisa dihindari : Resiko Tinggi = Hasil
yang Tinggi (High Risk = High Return),
Resiko Rendah = Hasil yang Rendah (Low
Risk = Low Return).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar