Senin, 11 Juni 2012

Pertimbangan sebelum Berinvestasi


Baiknya, sebelum melakukan investasi, kita pun mengetahui Lima Pertimbangan, yaitu :

1.    Tujuan Investasi

Tujuan investasi yang utama adalah bahwa setiap orang mengharapkan sesuatu yang lebih layak di masa depan dari investasi yang dilakukannya. Dengan kata lain mengharapkan keuntungan. Tujuan yang kedua adalah untuk mengurangi tekanan inflasi.

Dari tahun 1980 sampai dengan 2007 terjadi inflasi terhadap ekonomi, jika kita tidak menginvestasikan uang/dana kita, maka nilai uang kita akan semakin kecil atau di masa depan tidak akan mendapatkan barang sebanyak yang bisa didapatkan dahulu atau saat ini. Oleh karena itu dalam melakukan investasi setiap orang berharap dan menginginkan hasil yang lebih baik dari inflasi yang tengah berjalan.

Contoh :
Jika suku bunga bank adalah 5% per tahun dan angka inflasi 8,5% maka secara jumlah, uang kita akan bertambah karena suku bunga, tetapi secara nilai atau daya beli uang, maka uang kita akan mengalami penurunan yang secara kasar adalah sekitar 3,5%. Oleh karena itu untuk mengantisipasinya kita harus melakukan investasi dengan tingkat suku bunga lebih dari 8,5% atau minimal sama dengan tingkat inflasi.

2.    Jangka Waktu Investasi

Jika berbicara tentang jangka waktu, maka hanya ada dua yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka waktu ini pun tergantung pula dari tujuan berinvestasi dan resiko dalam berinvestasi.

Misalnya jika ingin membeli mobil tahun depan, berarti pilih investasi jangka pendek. Sedangkan jika ingin mempersiapkan dana pensiun maka bisa melakukan investasi jangka panjang.

Jika kita ingin berinvestasi pada deposito (instrument investasi jangka pendek), maka kita akan mendapatkan hasil yang pasti pada saat jatuh tempo dengan resiko yang relative kecil, dan mendapatkan keuntungan yang juga kecil. Sedangkan jika ingin berinvestasi di saham (jangka panjang) maka dapat menekan fluktuasi yang muncul di jangka pendek.

3.    Resiko Investasi

Apakah kita bisa mengetahui besok Dollar akan naik atau turun, minggu depan akan naik atau turun, bulan depan akan naik atau turun?

Kita tidak bisa mengetahui secara pasti akankah kita untung atau rugi pada saat melakukan investasi. Kadang bisa rugi kadang bisa untung. Hal inilah yang dimaksud dengan hubungan resiko dengan pendapatan tidak tetap, atau tidak dapat ditetapkan apakah akan memperoleh keuntungan atau justru merugi.

Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar harus siap dengan resiko yang besar pula. Begitu juga sebaliknya, jika hanya ingin resiko yang kecil maka keuntungannya juga akan kecil. Konsep inilah yang cukup dikenal dengan istilah High risk, high return dan Low risk, low return.

4.    Likuiditas

Likuiditas artinya kemudahan untuk diubah menjadi tunai atau diuangkan. Supaya mudah diingat, ambil suku kata di depannya (Likuid atau Liquid) yang berarti cair, yaitu mudah dicairkan ke dalam bentuk uang tunai.

Likuiditas harus disesuaikan dengan tujuan investasi. Jika tujuan investasi adalah mempersiapkan dana pensiun, maka tidak perlu melakukan investasi yang terlalu likuid. Sedangkan jika kita memerlukannya untuk bulan depan atau tahun depan, maka kita bisa melakukan investasi jangka pendek yang relatif lebih likuid.

Aktiva financial adalah aktiva yang lebih likuid daripada aktiva riil.

Contoh :
Sertifikat Deposito lebih mudah diuangkan dibandingkan dengan investasi property. Mengapa demikian? Karena nilai aktiva financial-nya lebih mudah diukur sesuai dengan nilai yang tertera pada portfolio/surat berharga tersebut. Sedangkan nilai pada aktiva riil akan lebih sulit diukur karena orang akan menilai/melakukan penawaran terhadap aktiva riil yang dijual sehingga akan terjadi tawar menawar untuk menentukan nilai atau harga yang pantas.

5.    Pajak

Kebijakan dalam melakukan investasi diatur oleh pemerintah termasuk dalam hal pajak. Hasil investasi akan dikenakan pajak bukan pada pokoknya, melainkan pada hasil investasinya. Besar pajak pada investasi di Indonesia ± 20%.

Melakukan perhitungan/melihat besar kecilnya pajak sebelum melakukan investasi adalah hal yang bijaksana. Artinya, seorang investor sebaiknya memikirkan terlebih dahulu berapa besar keuntungan yang bisa didapat dari hasil investasinya, dibandingkan dengan pajak yang akan dikenakan pada hasil investasinya tersebut. Perhitungan ini akan membantu investor untuk dapat mengalokasikan dengan tepat instrument investasi dan pilihan waktu investasi yang akan diambil sehingga ia dapat menentukan hasil investasi bersih setelah pajak.

Tidak ada komentar: