Senin, 18 Juni 2012

My BIG Dream

Setiap orang memiliki mimpi masing-masing. Begitu pula dengan ku yang sepertinya cukup tidak wajar masih memiliki impian seperti anak kecil yang bermimpi menjadi putri kerajaan yang hidupnya selalu serba ada.
No.
I'm not like that, actually :)

Memang, ketika aku membandingkan dengan teman-teman sebaya, sepertinya hanya diriku yang memiliki mimpi seperti ini. Malu sih sebenarnya kalau aku ditanya, "Apa mimpimu?"
Sahabat-sahabat dan keluarga ku sih mengetahuinya dengan sangat jelas. Aku memimpikan bekerja di sebuah perusahaan televisi nasional yang memiliki nama kembar. Yah, sebenarnya mereka berbeda, tetapi mereka berada di 'payung' yang sama. Kebanyakan orang sering menyebut yang satu dengan nama satunya lagi. Yah, karena memang mereka menganggap bahwa kedua televisi itu sama saja, hanya beda nama belakang.

(Aku masih tidak mau langsung menjawab ya? Hehehe ya itu. Ya aku masih cukup malu untuk mempublikasikan ke masyarakat umum. Terkadang, ketika bertemu dengan sahabat lama, untuk mengatakan mimpiku ini pun cukup sulit. Bahkan mereka yang sudah mengetahuinya pun sepertinya cukup tidak mengerti mengapa aku memiliki mimpi ini. Tidak ada tujuan pasti dan jelas. Kecuali sahabat-sahabatku yang sangat mengenal siapa aku saat kuliah dulu.)

Sebelum membahas mimpiku. Aku akan bercerita tentang asal mula mengapa akhirnya aku 'kepikiran' untuk memiliki mimpi ini.

**********************************************************************************

Aku dulu kuliah di sebuah perguruan tinggi di kota hujan. Secara keilmuan, kampusku tidak 'nyambung' sama mimpi besarku. Seperti yang sudah aku jelaskan di atas, mimpi ku di dunia pertelevisian. Ilmu pertanian tidak 'nyambung' dengan dunia impian ku. Kenapa aku tidak berkuliah saja yang berhubungan dengan dunia pertelevisian? Inilah yang akan kuceritakan.

Tahun pertama kegiatan ku seperti mahasiswa tingkat satu pada umumnya. Kuliah, mengerjakan tugas, pulang ke rumah, kuliah lagi,  have fun, mengerjakan tugas, pulang ke asrama, pulang ke rumah, praktikum, have fun, mengerjakan tugas, pulang ke rumah, dan seterusnya.  Asrama? Ya. Karena kampus ku mewajibkan mahasiswa tingkat pertama untuk berasrama. Manfaatnya sih banyak ya. Intinya adalah beradaptasi, 'pindah' habit dari lingkungan rumah menjadi lingkungan perkuliahan-kampus. 

Di tahun pertama kami belum mendapat jurusan. Oleh karena itu dinamakan TPB (Tingkat Persiapan Bersama). Seperti kampus pada umumnya. Ada organisasi kemahasiswaan ataupun UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) - seperti ekstrakurikuler di SMA - yang bisa diikuti semua mahasiswa TPB. Kegiatan yang aku pilih adalah UKM Lensa, ekstrakurikulernya fotografi. Kenapa? Aku sangat menikmati gambar hasil jepretan sebuah lensa yang dipoles teknologi yang hasilnya bisa sangat "keren" di mataku. Sebuah tetesan air pun bisa sangat menakjubkan jika kita bisa memotretnya dengan sangat apik. Hal yang biasanya tidak diperhatikan orang, melalui sebuah foto bisa jadi lebih menarik dan bernilai. Misalnya ya tetesan air/embun itu. Sekilas embun tidak indah dipandan, tetapi fotografer bisa membuatnya sangat amat indah. Karena itulah aku masuk UKM Lensa. Aku INGIN bisa memotret dengan apik dan profesional. Tetapi itu tidak bertahan lama. Karena UKM itu (maaf ya) terlalu sering kasih materi lisan dan tulisan, amat jarang prakteknya. Aku pun hanya mengikuti beberapa kali prakteknya. 

Mengikuti organisasi kemahasiswaan? Tidak tertarik. Karena saat itu persepsiku organisasi kemahasiswaan itu identik dengan demonstrasi di jalan-jalan dan menjadi aktivis politik yang suka berteriak-teriak di jalanan dan membuat jalan semakin macet. "No way" kataku akan organisasi kemahasiswaan. Apalagi masuk BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) TPB. Big NO deh.

Begitu masuk tahun kedua, aku pun baru merasakan nikmatnya organisasi. Hmmmm....mungkin "Kepanitiaan" tepatnya. 

Ceritanya, aku dan beberapa sohib TPB (kami pun menempati kost yang sama) iseng ikut kepanitiaan salah satu acaranya BEM KM, program kerja dari Kementrian BOS (Budaya, Olahraga dan Seni). Nama acaranya COOKIES. Kebetulan ketua acaranya satu fakultas denganku. Salah satu dari kami adalah teman sekelasnya alias satu jurusan dari ketua acara itu. Alasan kami cukup sederhana, kalau nanti butuh sesuatu akan lebih mudah mengkomunikasikan kepada ketua acara karena kami punya link itu. Kami pun mengikuti aturan main jika ingin menjadi panitia acara, yaitu mendaftar. Kami pun berangkat bersama dari kosan menuju tempat wawancara, yaitu di Sekret (kependekan Kesekretariatan) BEM KM. Dari proses wawancara itu, aku diterima di Divisi PDD (Publikasi, Dokumentasi, Dekorasi).

Kebetulan si pewawancara adalah koordinator PDD. Alasan dia memasukkan ku di divisi itu adalah karena background pengalamanku. Dulu sewaktu SMA, aku memang terlibat di Mading sekolah dan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua. Aku pun pernah menjadi salah satu juru foto saat acara orientasi siswa di SMA dulu. Ditambah aku pernah mengikuti UKM Lensa yang berhubungan dengan foto. Saat proses recruitment itu pun aku menjabat sebagai ketua divisi Creative Design di Mading jurusan (kebetulan aku adalah angkatan pertama di jurusan yang masih baru itu, pastinya kepengurusan ada di tangan kami). Aku pun dengan jujur dan santai memberitahukan kalau hobiku memang menggambar, menghias-hias sesuatu, membuat kerajinan tangan dari barang-barang bekas, dan sebagainya. "Seni rupa" lah hobiku. Mungkin dengan alasan-alasan itu pula aku ditempatkan di divisi PDD.

Saat RG (Rapat General, yang dihadiri oleh seluruh panitia) kedua, aku diberi tanggungjawab cukup besar. Koordinatorku membagi PDD menjadi 3 tim : tim Publikasi dengan penanggung jawab si A, tim Dokumentasi dengan penanggungjawab si B, dan tim Dekorasi dengan penanggungjawabnya aku. Kaget bukan kepalang. Dan stress juga sih. Itu adalah acara PERTAMA yang aku ikuti di kampus dan langsung mendapat tanggungjawab lebih besar daripada teman-teman PDD lainnya. "Kenapa mesti gw sih? Kenapa nggak yang lainnya aja yang udah pernah ikut ini-itu? Gw kan baru pertama terjun di kepanitiaan besar kaya gini."

Aku lah yang bertanggungjawab atas segala macam kegiatan Dekorasi yang dilakukan seluruh anggota PDD. Menentukan seperti apa dekorasinya, apa konsepnya, bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan, kapan dimulai proses dekornya. Awalnya aku mengira hanya mendekor panggung utama acara. Tetapi setelah beberapa kali RG (alhamdulillah aku selalu hadir tepat waktu, paling yg kurang adalah suka lupa bawa catatan hehehe) ternyata aku pun harus mendekor stand (jauh sebelum acara inti, kami harus membuat stand beberapa kali untuk publikasi dan untuk stand pendaftaran, karena kebetulan acaranya perlombaan) dan ruangan untuk semua lomba. Makin panik karena merasa tugasnya semakin banyak dan tanggungjawabnya semakin besar juga. Untungnya Mading jurusan diterbitkan dua minggu sekali. Kalau seminggu sekali terbit,

Aku merasa ada dua pikulan di pundakku. Acaranya BOS dan Mading jurusan. Belum lagi kalau rapat. Di COOKIES, rapat divisi PDD jauh lebih sering daripada RG-nya, dan pasti malam hari (karena malam hari tidak ada jadwal kuliah). Yang paling menyebalkan adalah aku sering hadir di Rakor (rapat koordinasi, yang hanya dihadiri oleh ketua BOS, ketua acara, bendahara acara, sekretaris acara, dan koordinator setiap divisi) mewakilkan Koordinator PDD. Sampai pernah ada sebutan wakil Koordinator PDD saking seringnya hadir Rakor. Rapat Mading masih bisa ditolerir karena lokasi dan waktunya bisa didiskusikan setelah keluar kelas atau sebelum masuk kelas perkuliahan. Biasanya rapat Mading siang di sela-sela kuliah dan dilanjutkan sore atau esok harinya. Alhamdulillah tidak bentrok.

Karena jurusanku masih baru dan aku angkatan pertama, pembentukan organisasi jurusan yang lebih umum dikenal dengan Himpunan Mahasiswa dilakukan oleh teman-temanku. Aku pun tidak turut andil besar di dalamnya. Selain karena sudah cukup sibuk, aku pun kurang tertarik dengan pembentukan peraturan dan SOP himpunan mahasiswa jurusan. Paling hanya sekedar membantu ala kadarnya, jika dimintai tolong. Walaupun juga terkadang diminta ikut hadir dalam rapat-rapat pembentukannya. 

Karena aku merasa memiliki tanggungjawab (cukup) besar di acara BOS, seakan-akan hidup ku di kampus hanya untuk acara itu. Di kelas pun aku lebih memilih mengerjakan tugas acara BOS daripada memperhatikan dosen menerangkan (hehehe JANGAN DITIRU yaaaaa). Keluar kelas kuliah pun biasanya untuk diskusi tugas (individu maupun kelompok) kuliah/praktikum. Karena dari jurusanku hanya aku yang terlibat acara BEM KM itu, jadinya ya hanya aku yang kegiatannya paling beda sendiri. Di saat teman-teman lain tidak ada tugas kuliah (bisa mengobrol santai dan bebasnya), aku masih 'ditemani' kertas-kertas tugas acara BEM KM. "All out" sepertinya tepat untuk mengomentari habit baruku itu. Ya karena itulah prinsipku. Jika sudah terikat dengan suatu pekerjaan atau acara, ya lakukan dengan profesional. Karena ini tanggungjawab pertamaku, aku ingin bisa dan tidak mengecewakan banyak pihak. Makanya (terlihat) aku lebih "all out" untuk acara itu. Untuk mendekor panggung utama di puncak acara pun aku tidak tidur malam karena memang tidak bisa. Kalaupun dipaksa tidur, tidak akan tenang karena tugas mendekor belum selesai. Bukan hanya panggung yang didekor, tetapi beberapa spot yang memamerkan hasil-hasil perlombaan juga harus didekor. Bahkan ketika esoknya, siang hari, satu setengah jam sebelum acara dimulai, saat breefing panitia, hanya aku satu-satunya panitia yang tidak menggunakan kaos panitia dan masih 'kusut' karena belum tidur dan belum mandi. Acara dimulai dari siang sampai malam hari. Saat acara dimulai, aku pun meminta ijin pulang ke kosan. Sebenarnya aku dapat ijin langsung dari ketua BOS untuk tidak mengikuti acara sampai sore, tetapi ijin itu tidak kupergunakan. Hanya satu jam ijin "bebas tugas" yang kupergunakan, itupun sudah bisa rebahan cukup lama di kosan. Begitu sampai di lokasi acara lagi, aku pun sempat 'disemprot' sama Koordinator, padahal mestinya aku di kosan beristirahat. Ketua BOS pun hanya menggeleng-geleng ketika melihatku sudah standby di pinggir panggung dengan handycam di tangan.

Sontak dengan kelakuan itu, namaku semakin populer di kalangan teman-teman staff BOS. Kerja keras ku pun membuahkan hasil. Aku diberi "tiket istimewa" untuk masuk BOS tanpa proses apapun, hanya membawa fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa dan foto (kalau ada). Tapi aku menolak tiket itu. Sebagai gantinya, aku minta diperbolehkan ikut kepanitiaan acara BOS lagi tanpa wawancara. Dan itulah yang terjadi. Dari COOKIES inilah aku menemukan "duniaku". Aku mencintai dunia ini, sangat menikmatinya. Sayang rasanya kalau selesai satu acara, lalu 'diam' saja tidak ada kegiatan di luar perkuliahan.

Setelah acara itu selesai, seperti orang kecanduan, aktivitas ku pun tidak berhenti. Walaupun aku tidak ambil andil besar dalam proses pembentukan himpunan mahasiswa jurusanku, tetapi untuk kegiatan promosi jurusan akupun dilibatkan. Mungkin karena kinerja ku di acara COOKIES, aku pun seperti "tidak disia-siakan" oleh teman-teman formatur. Merekalah yang mempromosikanku kepada dosen-dosen. Di jurusan pun aku terkenal dengan julukan Miss PDD. Pokoknya kerjaan yang berhubungan dengan dekorasi, publikasi (design poster-spanduk-flier, tempel-menempel pengumuman/flier) dan dokumentasi (merekam dengan handycam, foto) pasti 'dilimpahkan' kepadaku. 

Begitu pula dengan kegiatan orientasi mahasiswa baru di jurusan, MPD (Masa Perkenalan Departemen). Di kampus, istilah "jurusan" diganti dengan istilah "departemen". Aku pun ditunjuk sebagai Koordinator-nya. MPD dan COOKIES sempat bentrok jadwalnya. Itu lah saat aku merasa hectic pertama kalinya. COOKIES, MPD dan Mading harus berjalan baik. Setelah MPD selesai, aku merasa sedikit libur karena tidak ada acara kepantiaan. Tidak lama berselang, terbentuk Himpunan Mahasiswa IKK (jurusanku) atau yang disebut HIMAIKO. Selain itu juga telah terbentuk BEM FEMA (BEM di tingkat fakultasku). 

  Keluarga besar HIMAIKO





Keluarga besar BEM FEMA Kabinet Laskar Pelangi




Rekan-rekan PBOS BEM FEMA Kabinet Laskar Pelangi











Di Himaiko pun aku ditunjuk sebagai Ketua English Club (Mading tetap berjalan, karena tidak dibawahi oleh Himaiko saat itu). Di BEM FEMA pun aku mendaftarkan diri sebagai staf PBOS (Pengembangan Budaya, Olahraga dan Seni). Seperti yang telah aku jelaskan sebelumnya, aku merasa kecanduan aktivitas acara kampus. Di saat-saat HIMAIKO dan BEM FEMA sering rapat untuk pembentukan program kerja, divisi BOS BEM KM pun menyelenggarakan acara lagi. FUTNAS (Futsal Nasional) 2007. Aku pun mengetahuinya dari pengumuman OR (Open Recruitment)-nya. Ketika tidak sengaja bertemu dengan ketua acara, aku pun mengatakan bahwa bersedia ikut bantu kepanitiaan lagi. Aku minta dikabari lagi tentang posisiku di divisi apa. Pertemuan kedua aku pun diberikan "tiket istimewa" versi lain, yaitu dibebaskan memilih divisi apapun tanpa proses wawancara. Aku pun mencoba divisi acara. 

Selagi HIMAIKO dan BEM FEMA masih membahas proker, aku sudah mulai ikut persiapan FUTNAS. Yup, semakin banyak rapat, semakin banyak waktu tersita, semakin besar energi yang dikeluarkan, semakin banyak uang jajan terpakai acara dan rapat ini-itu, semakin besar peluang sakit, semakin banyak tugas, tetapi semakin banyak teman dan semakin mengasah otak kanan. Puas rasanya walaupun memang capek.


Suasana rapat Family and Consumer Expo 2008





Salah satu rangkaian acara Family and Consumer Expo 2008




Seminar sebagai salah satu rangkaian acara Family and Consumer Expo 2008












Sebelum FUTNAS selesai, peresmian proker BEM FEMA dan HIMAIKO pun mulai berjalan. HIMAIKO hanya memiliki satu proker acara besar. Kegiatan English Club pun mulai berjalan (hanya dikerjakan oleh 3 org, walaupun lebih sering aku dan satu teman juniorku). PBOS mulai mempersiapkan untuk OR proker pertama. Setelah FUTNAS 2007 selesai, proker pertama PBOS pun mulai dipersiapkan yaitu perlombaan olahraga di fakultas kami, E'SPENT (Ecology Sport Event). Proker PBOS pun seperti tidak kenal "bernafas sejenak". Selesai E'SPENT, proker kedua pun dipersiapkan, CRESO (Create Song) lomba cipta lagu bertema ekologi. CRESO belum selesai, HIMAIKO pun mulai mempersiapkan OR proker utama. Saat CRESO selesai, persiapan proker utama HIMAIKO pun dimulai, yaitu Family and Consumer Expo 2008. Selesai CRESO, PBOS mulai persiapan OR sekaligus proker selanjutnya, FAMNITE (Familiarity Nite). FAMNITE selesai terlebih dahulu, karena acara proker HIMAIKO pun memakan waktu satu minggu.

Bersama teman-teman satu fakultas saat Pembukaan E'Spent





Bersama beberapa teman Panitia E'Spent (plus staff PBOS BEM FEMA)





 






 Acara FAMNITE













Hanya di E'SPENT aku menjadi Koordinator Acara. Sisanya, selalu menjadi Koordinator PDD. Malah di jurusan seangkatanku, aku dijuluki "Kodok" alias Koordinator Pubdekdok. Hampir dua tahun lebih aku menjalani dunia itu. Akhir tahun 2007 sampai pertengahan 2008 adalah waktu TER-hectic dalam hidupku. Amat sangat teramat banyak waktu yang bentrok antara kegiatan satu dengan lainnya. Yang paling lucu adalah ketika rapat PBOS dan HIMAIKO di waktu dan lokasi yang sama. Aku pun bolak-balik di antara dua rapat itu. Teman-teman pun memaklumi 'mondar-mandir' yang aku lakukan waktu itu. Banyak hal-hal lucu yang terjadi di semua acara yang aku bantu. Moment-moment itulah hal yang paling menghibur di tengah kepenatan dan kelelahan kami semua panitia. 

Banyak yang aku korbankan dari semua kegiatan itu. Setelah proker terakhir PBOS dan HIMAIKO selesai pun, aku tidak berhenti bekerja 'behind the sceen'. Terkadang satu malam full dipakai untuk membantu dekorasi Hari Pelepasan Sarjana senior, kadang beberapa hari terlibat di divisi acaranya. "Tidak ada hentinya" mungkin itu yang cocok di-'tempel'kan pada diriku. Banyak yang aku korbankan. Dua hal yang paling (terkadang) aku sesali sampai saat ini adalah nilai IPK yang 'jeblok' alias sangat jelek dan kehilangan seseorang yang spesial (pada saat itu). Jujur, aku lebih mencintai dunia itu daripada perkuliahan. Ego mengalahkan logika saat itu. Aku lebih mengejar aktualisasi di berbagai acara daripada aktualisasi perkuliahan. Banyaknya kegiatan juga menyebabkan penurunan kuantitas serta kualitas komunikasi antara aku dan seseorang yang special saat itu, yang menyebabkan hubungan kami mulai berantakan. 

Aku sempat merasakan fase "istirahat" dan "capek" dengan dunia itu. Lebih dari dua tahun badan dan pikiranku terkuras, saat tidak ada jadwal kuliah alias mulai menyusun proposal penelitian itulah aku memutuskan untuk berhenti dari kegiatan-kegiatan itu. "Saatnya regenerasi. Biarkan teman-teman junior yang menggantikan posisi-posisi kami dan melanjutkan proker-proker lainnya," pikirku. Tapi kecintaanku akan dunia itu tidak hilang. Bahkan, di tengah-tengah aku mengolah data penelitian pun, aku terlibat lagi dalam acara reuni akbar SD angkatan kami. Cukup menyita waktu, karena harus beradaptasi lagi dengan mereka yang sudah lebih dari 10th tidak bertemu. Penelitian di Bogor, sedangkan teman-teman SD (dan juga rumahku) di Bekasi. Jarak yang cukup jauh untuk berkoordinasi. 

Karena kecintaanku akan dunia itu, aku pun memutuskan untuk bekerja di perusahaan televisi yang aku taksir. Mengapa stasiun TV itu? Simple. Karena stasiun TV itu lah yang paling sering ditonton di rumahku (kecuali bapak yang lebih menyukai televisi informasi lainnya). Alasan kedua adalah (setahuku saat itu) kualifikasi untuk masuk adalah "All Major". Ya, karena jurusanku baru, belum dikenal oleh masyarakat dan juga sangat tidak berhubungan dengan ilmunya. Menurutku, sistem dasar dari pekerjaan di tv itu hampir sama dengan dunia ku di kampus. Berkoordinasi dan bekerja sama supaya acara berjalan dengan lancar. Mengatur waktu dan rencana, mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, rapat, susun jadwal, meminimaliskan pengeluaran supaya budget tidak minus tetapi acara tetap bisa berjalan, negosisasi dengan pihak luar, dan sebagainya. Mungkin perbedaan hanya posisi/divisi, alat yang digunakan, sasaran program.




Sengaja tidak ku ingat berapa kali memasukkan lamaran ke televisi kembar itu. Sampai saat ini pun aku belum berhasil menjadi bagian dari keluarga besar televisi kembar itu. Bukan bertemu dengan para selebritis/artis yang ku inginkan. Tetapi aktualisasi diri dan terus berkarya yang ku inginkan. Kudengar sistem kerja di sana sangat disiplin dan no rooms for errors. Kabar itu tidk mematahkan keinginanku. Kurasa bagus kalau bekerja dengan budaya kerja seperti itu. Usia muda sebaiknya memang digunakan untuk berkarya dan penuh kegiatan supaya tidak membekukan otak kanan.

Tidak sedikit kabar yang mengatakan bahwa bekerja di sana sangat tidak menyenangkan. Salary kecil, jadwal kerja lebih tidak manusiawi dibandingkan kantoran umumnya, jam kerja yang bisa lebih dari 12 jam bahkan bisa hampir 24 jam sehari, sangat disiplin dan ketat akan peraturan, bahkan biasanya para crew hanya bertahan paling lama 2 tahun kemudian pindah ke perusahaan televisi lainnya. Hampir tidak pernah aku mendengar "enaknya kerja di sana tuh ini..itu.." dari kebanyakan orang. Hal yang paling sering terdengar adalah gaji kecil dan banyak yang pindah karena tidak betah dengan budaya kerja. Malah ada yang sempat berkomentar, "Seragam sih boleh keren, tapi gajinya jauh dari keren."

Cukup frustasi sebenarnya. Karena sisi positif dari pekerjaan itu hanya berasal dari diriku sendiri. Kepuasan dan aktualisasi tidak bisa dibayar dengan uang, itu menurutku. Segala macam kabar negatif yang kuterima langsung kupatahkan dengan anggapanku sendiri. Pulang larut malam? Aku dulu juga malah sering pulang malam karena acaranya sampai malam jam 12 (baru sampai kosan jam satu), rapatnya sampai malam, proses mendekornya sampai subuh, dsb. Sering tidak tidur dan begadang? Aku dulu juga hampir setiap malam (kecuali sabtu malam) bisa tidur jam tiga pagi hanya untuk mengerjakan tugas-tugas acara (karena dulu aku sangat kesulitan untuk meminta tolong teman-teman lainnya, sebagian besar kukerjakan sendiri. Baru di akhir kepengurusan, aku berani untuk mendelegasikan beberapa tugas ke teman-teman junior.). Gaji kecil, mau hidup dari mana kamu Piel? Allah SWT Maha Kaya. Toh aku pun telah menjadi seorang agen asuransi Prudential dimana bisa dijadikan side-job dan bisa memperoleh tambahan pemasukan dari komisi yang kuterima setiap bulan. Kerja rodi dan tidak kenal lelah? Dulu untuk mengatur dan menjalankan setumpuk acara proker pun sangat melelahkan, karena akan selalu (dan pasti) ditambah sama tugas kuliah/praktikum (baik tugas individu maupun tugas kelompok). Tugas kuliah seperti tidak pernah ada habisnya. Alhamdulillah aku tidak pernah sampai dirawat inap karena terlalu diforsir tenaganya. Paling parah cuma flu disertai pusing dan panas yang mengharuskan diriku bedrest satu hari alias ijin tidak masuk kuliah satu hari. Insya Allah nantinya pun (kalau masuk) tidak akan berbeda jauh dengan kegiatanku dulu. Mungkin akan lebih capek karena mungkin bisa melakukan perjalanan jarak jauh dan medan yang cukup berat.

Entahlah. Hanya Allah SWT yang mengetahui karirku akan seperti apa. Aku sebagai manusia hanya bisa berusaha dan terus berusaha. Jadi teringat komentar ibuku (setelah sudah beberapa kali aku terus melamar dan belum pernah berhasil) ketika aku melamar (lagi) di televisi kembar itu, "Kamu apa nggak bosan? Ituuuuuu mulu, mbok yang lain tho Dek." Terlihat dari expresi beliau yang sangat teramat bosan, capek, lelah dan gregetan karena usahaku belum membuahkan hasil yang manis. Yang kutakutkan adalah mulai berkurangnya ridho ibuku untuk mengijinkanku bekerja di sana. Aku yakin, ridho orangtua adalah ridho Allah SWT.




Tidak ada komentar: