Selasa, 04 September 2012

The Expendables 2

 

Do you familiar with this title? Hahaha yup, that is a movie’s title. Jadi pengen bahas film satu ini. Film laga yang cukup mencengangkan (for me absolutely). Kenapa? Karena isinya penuh sama actor papan atas (papan bawah ada pastinya sih di setiap film). Setiap nonton film biasanya saya kalau liat actors/actress yang cukup sering lintas layar (halah bahasanya), suka yang “ih dia yang main film A” atau “kayanya gw pernah liat, main di film apa ya?”

Jadi ketika menyimak film layar sangat lebar ini, jadinya yang “ya ampun, si ini. Eh ada si ini juga.” Maklum, suka lupaeun nama-nama aktor/aktris mancanegara (kecuali yang sudah sangat familiar sekali, yang – hampir – semua orang pasti tahu). Walaupun sudah disebut nama-nama actor di synopsis, tetap saja.

Sampai sempat berfikir, “Ini pasti biaya produksinya nggak murah. Untuk bayar actors nya aja…ckckck.” Kalau ditambah efek teknologi seperti di film Avatars, The Transformers, Harpot, The Lord of The Rings, dsb bisa melejit biaya produksinya. Dipastikan team promosinya kerja 8 days per week (maksudnya extra tenaga) supaya terkejar profitnya.

Dan satu lagi yang menyita perhatian saya adalah efek bleeding di film ini. “Beeeuuuggghhhh…untuk yang nggak suka sama darah, jangan liat deh.” Terlalu lebay kalau menurut saya mah.
Logikanya begini bukan ?
Ketika selongsong peluru ditembakkan dengan kecepatan seperti itu dan mengenai benda padat (daging berlapis kulit) berisi cairan (darah), isi dari cairan itu pasti ‘muncrat’ karena ada tekanan udara yang memaksanya keluar. Dengan jumlah cairan yang tidak berlebihan, jarak dari titik tembak ke titik terjauh cairan pastinya tidak terlampau jauh juga. Kecuali yang ditembak adalah balon atau plastik berisi cairan penuh atau kulit tanpa daging yang berisi darah, pasti sangat ‘muncrat’. Sedangkan ini adalah kulit berisi daging yang ada isi (juga) berupa cairan darah. Dimana si peluru akan berbenturan dahulu dengan daging baru kemudian cairan (darah) yang membuat kecepatan peluru semakin menurun.

Yah, apapun alasan movie maker-nya, itulah pendapat saya.

Oyah, tentang jalan cerita sih menurut sayo biaso sajo yo. Cerita paling ‘menyentuh’ adalah saat Billy tewas. Karena di antara anggota team lainnya, hanya Billy yang sangat normal. Digambarkan Billy adalah lelaki baik-baik yang baru mencoba pekerjaan itu untuk menyambung hidup (tepatnya untuk membuat kehidupan baru dengan kekasihnya). Alasan dia bergabung pun karena bayarannya yang tinggi. Billy berkata bahwa ia menginginkan uang itu untuk memberikan sesuatu yang pantas untuk gadis tercintanya dan untuk mereka berdua nantinya. Billy pun sangat menghormati si ketua team (Sylvester Stallone) dan gayanya pun sopan. Lost the good man itu yang paling menyentuh emosi. Satu lagi, saat team menyerahkan upah (alm) Billy ke pacarnya. Uang itu dimasukkan ke dalam kotak bersama surat (alm) Billy untuk kekasihnya dan selembar foto (alm) Billy. Dari adegan itu terlihat adanya bentuk perhatian team ke anggotanya.
 
 
Si "Billy"
 
 

Tidak ada komentar: